Selasa, 18 Juni 2013

Makalah






KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat tuhan yang maha pemurah, karena berkat kemurahan-Nya makalah ini  dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas materi tentang “Pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar dengan mengaitkan terhadap ilmu yang lain”.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mata kuliah seni rupa yang sangat diperlukan  dalam materi perkuliahan demi mendapatkan pemahaman yang maksimal dalam melakukan kegiatannya dan sekaligus melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa untuk memenuhi tugas pembuatan makalahseni rupa ini.
Penulis menyadari bahwa penulis tidak dapat menyusun makalah ini tanpa ada bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Jefri Gunawan sebagai dosen pembimbing kami di mata kuliah seni rupa, kepala sekolah SDN 2 Curah Cottok yang telah mengijinkan kami untuk berkesempatan menyampaikan bahan ajar makalah ini beserta teman-teman dan orang tua kami yang sudah member dukungan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis akan dengan senang hati menerima saran maupun kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan selanjutnya.
Akhir kata penulis mohon maaf apabila ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini, semoga makalah yang telah dibuat dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Situbondo, 11 Juni 2013
Hormat Kami


Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR           ii
DAFTAR ISI  iii
BAB.I    PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ……………………………………………………      1
B.    Rumusan Masalah ………………………………………………..       1
C.    Tujuan …………………………………………………………….      1
D.    Manfaat …………………………………………………………...      2
BAB.II   PEMBAHASAN
A.    KONSEP SENI ……………………………………………………    3
A.1. Pengertian Seni ………………………………………………     3
A.2. Sifat-sifat Seni secara umum ………………………………..      3
  1. KONSEP SENI RUPA
B.1. Pengertian Seni Rupa ………………………………………..      4
B.2. Fungsi Seni Rupa …………………………………………….     4
B.3. Aspek Seni Rupa …………………………………………….     5
B.4. Jenis karya Seni Rupa ………………………………………..     5
C.    KONSEP PENDIDIKAN SENI …………………………………..   5
D.    KONSEP PENDIDIKAN SENI RUPA di SD                                   
D.1. Materi pendidikan Seni Rupa di SD …………………………    7
D.2. Metode, Model dan Pendekatan ……………………………..    10
D.3. Evaluasi Pembelajaran ……………………………………….     12
BAB.III  PENUTUP
A.    Kesimpulan …………………………………………………………   15
B.    Saran ………………………………………………………………..   16
DAFTAR PUSTAKA  ……………………………………………………..   17








BAB.I
PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG
Sebagai sarana pendidikan kesenian di SD dicurahkan untuk bermain, maka kegiatan ini dapat dilaksanakan dalam pelajaran kesenian. Dalam kegiatan bermain inilah bentuk ekspresi kreatif anak dapat ditumbuh kembangkan. Secara garis pendidikan seni rupa di SD berperan untuk menumbuhkan daya apresiasi, kreatif kognisi serta mengembangkan kemampuan berpikir. Dengan demikian pendidikan kesenian merupakan pendidikan ekspresi kreatif yang dapat mengembangkan kepekaan apresiasi, estetik dan membentuk kepribadian manusia yang seutuhnya. Untuk dapat melaksanakan pendidikan senirupa di SD sesuai perannya, mahasiswa sebagai calon guru harus memahami materi, media, model, metode, pendekatan dan evaluasi pembelajaran seni rupa di SD.

  1. RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana konsep pendidikan seni rupa diSD ?
2.      Apa saja materi dan media seni rupa untuk siswa SD ?
3.      Metode,Model dan Pendekatan apa yang kami gunakan untuk pendidikan seni rupa di SD ?

  1. TUJUAN
1.      Memahami konsep pendidikan seni rupa di SD.
2.      Mengetahui materi dan media seni rupa untuk siswa SD.
3.      Mengetahui Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa.
4.      Mengetahui Evaluasi Pembelajaran Seni Rupa di SD.
5.      Untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Seni Rupa.


  1. MANFAAT
1.      Mengembangkan pengetahuan tentang pendidikan seni rupa di SD
2.      Bagi penulis, makalah ini sebagai masukan agar diterapkan dalam proses mengajar seni rupa di SD kelak.



























BAB.II
PEMBAHASAN

A. KONSEP SENI
1. Pengetian Seni
Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata "sani" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Mungkin kami memaknainya dengan keberangkatan orang/ seniaman saat akan membuat karya seni, namun menurut kajian ilmu di eropa mengatakan "ART" (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang atau karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidak perlu mempersoalkan makna ini, karena kenyataannya kalau kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakain memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah mereka.
Seni adalah proses yang sengaja mengatur unsur-unsur dalam suatu cara yang menarik indra atau emosi. Ini mencakup berbagai macam kegiatan manusia, ciptaan, dan cara berekspresi, termasuk musik, sastra, film, patung, dan lukisan. Makna seni ini dibahas dalam cabang filsafat yang dikenal sebagai estetika.

2. Sifat Seni Secara Umum
Seni memiliki sifat dasar kreatif, individual, perasaan, abadi, dan universal. Pengertian kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi baru dan orisinil. Contoh: Batu yang diubah menjadi patung, tanah liat dapat menjadi keramik, suara diubah menjadi musik, gerakan menjadi sebuah tarian, dll. Sifat individual adalah bahwa suatu karya seni memiliki ciri perseorangan dari penciptanya. Lagu-lagu yang diciptakan Ebit G. Ade, sangat berbeda dengan lagu-lagu Rhoma Irama, Titik Puspa, atau pun yang lainnya. Atau lukisan Afandi sangat berbeda dengan lukisan-lukisan Basuki Abdullah, Raden Saleh, Popo Iskandar, Piccaso, Van Googh, maupum pelukis lainnya. Ciri khas pribadi inilah yang merupakan identitas dari karya mereka.Seni memiliki sifat perasaan, pengertiannya dalam membuat karya seni selalu melibatkan emosi dan jiwa. Oleh sebab itu, untuk dapat menikmati sebuah karya harus menggunakan kepekaan perasaan yang paling dalam. Sebuah lagu yang diciptakan melalui perasaan seorang seniman, kemudian dibawakan seorang penyanyi yang menjiwai isi lagu itu. Tampil dalam suara dan penampilan yang seirama, maka para pendengar lagu itu akan tergugah hatinya. Semua itu jika ada kesungguhan dalam menggunakan indera rasa seperti yang dilakukan pencipta dan penyanyinya.Seni memiliki sifat abadi atau keabadian. Sesungguhnya semua pembuatan manusia memiliki sifat demikian, yaitu perbuatan baik atau tercela yang sudah dilakukan tidak dapat dibatalkan. Seseorang yang telah berjasa kepada kita, sosoknya akan selalu melekat sampai akhir hayat, walau pun mungkin bendanya sudah hilang ditelan masa. Jika membuat karya seni memiliki tujuan estetik atau keindahan, hendaknya orang yang menikmatinya turut berlatih juga untuk berbuat sesuatu yang indah dan terpuji. Maka layaklah seorang seniman mendapat penghargaan ketika ada anak yang berbuat sesuatu kebaikan jika terpengaruh (menangkap amanat) cerita film, novel, syair lagu, dll. Tetapi sebaliknya, siapa yang bersalah jika kelakuan tidak baik diakibatkan oleh pengaruh cerita film atau buku-buku yang tidak mendidik? Seni bersifat universal, artinya seni tidak mengenal batasan waktu, bangsa, bahasa, dll. Sebagai contoh, semua orang yang berlainan bahasa akan tertawa terbahak-bahak ketika melihat tingkah laku badut sirkus yang sangat lucu. Atau seorang yang melihat gambar karikatur akan tersenyum tanpa mengetahui siapa pembuatnya.

B. KONSEP SENI RUPA
1. Pengetian Seni Rupa
Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian,seni rupa merupakan ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan median dan penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.

2. Seni rupa dapat berfungsi sebagai :
  1. media ekspresi
  2. media komunikasi
  3. media pengembangan bakat
  4. media pendidikan

3. Aspek seni rupa :
a.         Aspek grahita
b.        Aspek Garapan
c.         Aspek Tata

4. Jenis Karya Seni Rupa
a.       Karya rupa murni yakni karya seni rupa yang sengaja diciptakan sebagai sarana ekspresi komunikasi,rekreasi dan terapi.Karya seni rupa murni ini dapat berupa dwimarta ataupun trimatra.
b.      Karya seni rupa terapan yang sengaja dicipta untuk tujuan fungsional.Karya seni rupa ini pun mencakup 2 macam yakni dwimarta dan trimarta.
C. KONSEP PENDIDIKAN SENI
Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas permainan. Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya. Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni antara lain kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta.
Pendidikan seni adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan kreatif ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya berdasrkan aturan-aturan estetika tertentu. selain itu, pendidikan seni di SD bertujuan menciptakan cipta rasa keindahan dan kemampuan mengolah menghargai seni. Jadi melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak di olah dan dikembangkan.
Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang diterapkan di atas, pendidikan seni merupakan mengolah berbagai ketrampilan berpikir. Hal tersebut meliputi ketrampilan kreatif, inovatif, dan kritis. Ketrampilan ini di olah melalui cara belajar induktif dan deduktif secara seimbang.
Dunia anak adalah dunia bermain. Salah satu fungsi seni adalah sebagai media bermain. Oleh sebab itu, aktivitas berolah seni dapat dikembangkan melalui bermain. Melalui bermain kemampuan mencipta atau berkarya, bercita rasa estetis dan berapresiasi seni diperoleh secara menyenangkan. Melalui kondisi yang menyenangkan seperti ini, anak akan mengulang setiap aktivitas belajarnya secara mandiri dan akan menjadi kebiasaan dan keinginan terhadap seni.

D. KONSEP PENDIDIKAN SENI RUPA SD
Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru digunakan dalam dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah menggambar. Penggunaan istilah pengajaran menggambar ini berlangsung cukup lama hingga kemudian diganti dengan istilah Pendidikan Seni rupa.Materi pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga beragam bidang seni rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi seni. Tujuan pengajaran menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan anak pintar menggambar melalui latihan koordinasi mata dan tangan.
Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Pendidikan Seni Rupa adalah mengembangkan keterampilan menggambar, menanamkan kesadaran budaya lokal, mengembangkan kemampuan apreasiasi seni rupa, menyediakan kesempatan mengaktualisasikan diri, mengembangkan penguasaan disiplin ilmu Seni Rupa, dan mempromosikan gagasan multikultural.

D.1. Materi dan Media Seni Rupa Pada Kegiatan Makalah ini.
1. Menggambar / Melukis
Kegiatan menggambar / melukis di SD dapat diterapkan dalam berbagai cara dari mulai pembuatan sket, pengembangan sket menjadikan karya lukis / gambar, menggambar dengan skema, memindahkan gambar dengan bantuan kisi-kisi dan menggambar ekspresi dengan cara memberikan gambar kepada siswa bagaimana seorang maestro (seniman) menggarapkannya mereka dari awal hingga akhir.
Bahan untuk diantaranya seperti kertas gambar, karton manila, kertas plikator, kertas merang, karton dan sebagainya. Untuk bahan pewarna dapat digunakan cat air, cat minyak, cat poster, sumbo kue atau kalau tidak ada bisa menggunakan tumbuh-tumbuhan seperti kunyit, buah tinta, daun jati dan sebagainya. Teknik pembuatannya dapat dilakukan dengan teknik pulasan, teknik kerik, teknik duser dan sebagainya.
Sedangkan pada pertama kegiatan kami, kami beserta murid didik menggambar pemandangan layaknya imajinasi murid SD dengan pla mewarnai menggunakan warna-warna bijian untuk mengganti pensil warna yang biasa digunakan. Hal ini bertujuan untuk merangsang pemikiran siswa dalam berkarya dengan alami dan membantu mengenal nama-nama biji-bijian melalui jenis warnanya
Pada kegiatan kedua, kami menggunakan gambar untuk membuat sketsa bangun ruang yang menyusun dalam membentuk rumah, salah satunya menggambar balok, kubus, segitiga dan trapezium. Hal ini juga demi merangsang ingatan siswa terhadap pelajaran geometri matematika, pendekatan ini bertujuan layaknya pendekatan tematik.


2. Membentuk
Membentuk dapat dimaksudkan sebagai mengubah, membangun dan mewujudkan. Umumnya bahan yang dipergunakan untuk kegiatan membentuk adalah bahan-bahan lunak seperti tanah liat, plastisin, malam lilin, playdog, sterofoam dan sejenisnya. Teknik membentuk sangat beragam, diantaranya :
1.      Membutsir
Yaitu membuat hanya tiga dimensi dari bahan yang lunak dengan cara diremas-remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan lembek.
2.      Memahat
Yaitu membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak dipergunakan.
3.      Cor(menuang) Proses menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat acuan yang berbentuk cetakan, setelah menjadi keras dikeluarkan dari acuan/cetakan.
Pada kegiatan kedua kami, kami menggunakan teknik kedua yaitu dengan memahat sterofoam dengan silet supaya bentuk pondasi bangun ruang (rumah miniature) menjadi lebih akurat untuk proses selanjutnya.

3. Menempel
Yaitu karya seni berupa tempelan gambar atau bahan tertentu pada sebuah benda agar lebih menarik untuk dilihat. Alat dan bahan yang digunakan dapat berupa kendi, lem, gunting, pensil, kertas warna, monte, kain perca atau bahan lain. Teknik Pembuatannya yaitu dengan menempelkan guntingan kertas, kain perca atau monte ke kendi yang telah digambari.
Namun dalam makalah dan kegiatan kami, kami menggunakan bahan temple yang berbeda, yaitu STIK ICE CREAM yang sebelumnya telah diwarnai terlebih dahulu. Stik terrsebut ditempelkan pada sisi luar sterofoam yang sudah dipahat sebelumnya.

4. Dekorasi
Kegiatan dekorasi biasanya ditujukan untuk membuat hiasan. Bahan untuk dekorasi dapat menggunakan bahan-bahan seperti biji-bijian, bunga, batang tumbuh-tumbuhan, bauh-buahan, kertas berwarna, plastik sedotan, pita plastik, karet balon dan dll.
Alat-alat yang digunakan untuk jenis dekorasi bahan kertas adalah gunting, cutter, lem, pisau, cutter, gunting, jarum, benang, paku, palu, lem dan sebagainya.
Di dalam membuat dekorasi atau dinamen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu menstilir dan menyederhanakan.

5. Merakit dan Membangun
Yaitu kegiatan yang mencakup aktivitas menyusun berbagai komponen untuk dijadikan sesuatu benda tiga dimensi atau trimatra. Contohnya pada prakarya kami yaitu pembuatan miniature rumah idaman siswa.
Bahan yang digunakan seperti kertas sterofoam, lem, cat air dan stik ice cream. Alat-alat yang bisa digunakan antara lain penggaris, cutter, kuas. Prosedur membangun bisa dilakukan dengan cara menyusun, memotong, dan mengelem. Pada bagian tertentu bisa diberi pewarna atau garis-garis.

6. Merangkai/memasang
Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan merangkai atau memasang suatu bahan pada media tertentu.

7. Menghias
Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan merangkai atau memasang, menempel dan menghias suatu bahan pada media tertentu. Contoh : membuat halaman miniature rumah. Alat dan bahan yang digunakan seperti sterofoam tebal, pensil, lem, bahan pewarna ( cat air, cat minyak, crayon, pensil warna dsb ),  gunting, serta batu-batuan kecil dan tanaman hijau yang telah dirapikan dan dipotong kecil-kecil.



8. Mencelup
Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan membuat hiasan pada media polos dengan menggunakan teknik celup ikat. Contoh : celup kaos dengan jumputan. Alat dan bahan bisa berupa kain putih atau kaos polos warna putih, karet gelang atau tali secukupnya, zat pewarna, kompor, panci, air.
Teknik Pembuatannya dengan mengikat bagian-bagian kaos yang akan dihias. Sebelum dicelupkan ke dalam zat pewarna kaos dimasukkan dulu ke air dingin kemudian diperas. Baru setelah itu celupkan kaos tersebut ke zat pewarna yang telah dididihkan bersama air. Setelah itu dinginkan kain dan cuci. Setelah bersih buka kembali ikatan-ikatan tadi.
Pada kegiatan ini, kami menggunakan teknik ini untuk menghiasi atau mewarnai stik ice cream yang nantinya akan ditempelkan ke sterofoam, cara kerja pewarnaan tidak menggunakan spidol lalu di poleskan ke stik namun dengan pola mencelupkan stik pada 3 warna utama (Merah, Biru, Kuning). Untuk menghasilkan warna yang baru daripada ketiga warna tersebut, kami mengenalkan pencampuran warna inti untuk menghasilkan warna yan berbeda, contohnya Merah dicampur dengan Biru maka akan menghasilkan warna Ungu.

D.2. Metode, Model dan Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa di SD
Adapun metode-metode pembelajaran seni rupa di SD yaitu:
1.      Strategi Penataan
Strategi penataan berkaitan dengan rancangan menata urutan materi pembelajaran dari yang mudah ke yang sulit, dari konkrit ke abstrak.
2.      Strategi penyampaian
Strategi penyampaian berkaitan dengan media pembelajaran atau alat bantu pembelajaran untuk menyampaikan materi yang telah dikemas.
3.      Stategi pengelolaan
Strategi pengelolaan berkaitan dengan kegiatan pengelolaan kelas selama pembelajaran dilaksanakan.


Model pembelajaran seni rupa di SD, antara lain:
1. Model Terkait
Model terkait adalah model pembelajaran terpadu yang paling sederhana karena menekankan pada hubungan secara eksplisit tentang konsep atau prinsip,atau pokok bahasan atau ketrampilan atau tugas,atau sikap dalam suatu bidang studi.Pada pembelajaran SR-KT terpadu keterkaitan dalam substansial material seni.Model terkait dalam SR-KT terpadu dapat dimodifikasikan berdasarkan jenis matra substansial seni.Urutan keterkaitan dan besr bobot materi masing-masing substansial materi yang terkait.

2.      Model Terjala
Merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Model ini menekankan hubungan antara dua atau lebih mata pelajaran melalui tema. Pada pembelajaran senirupa terpadu, model terjala ini dapat memadukan secara intra bidang studi (seni music, tari) dan inter bidang studi (senirupa, music, tari, matematika, ips, ipa dll).

3.      Model Terpadu
Model terpadu merupakan pembelahjaran terpadu yang menggunakan tema yang diangkat dari adanya tumpang tindih tentang konsep ketrampilan dan sikap dalam kurikulum yang berlaku dari berbagai mata pelajaran atau mata kajian.
Pembelajaran Pendidikan Seni dilaksanakan baik dengan pendekatan terpisah dan terpadu. Pendekatan terpisah ialah melaksanakan pembelajaran setiap bidang seni, sesuai dengan ciri-ciri khusus dan kesatuan substansi masing-masing. Pendekatan terpadu ialah melaksanakan pembelajaran yang memadukan bidang-bidang seni dalam bentuk seni pertunjukan, seni multimedia, atau kolaborasi seni. Pembelajaran Pendidikan Seni secara terpadu meliputi pembelajaran apresiatif dan produktif.
Pembelajaran apresiatif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan apresiasi terhadap karya seni yang merupakan perpaduan antara dua atau lebih bidang seni, baik secara langsung maupun melalui media audio-visual, misalnya pertunjukan musik, tari, teater, atau film. Pembelajaran produktif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan berkarya dan penyajian seni yang melibatkan dua atau lebih bidang seni, misalnya dalam bentuk seni pertunjukan atau kolaborasi antar bidang seni.
Alternatif pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan Seni sebagai berikut. Sekolah yang memiliki lebih dari satu guru bidang seni, masing-masing guru memberikan pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya secara terpisah. Siswa memilih salah satu bidang seni sesuai dengan minatnya. Pembelajaan secara terpadu dilaksanakan dengan kerja sama antara guru-guru bidang seni yang bersangkutan. Sekolah yang hanya memiliki guru salah satu bidang seni, guru tersebut melaksanakan pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya, tetapi sedapat mungkin juga melaksanakan pembelajaran seni secara terpadu, sesuai dengan kemampuannya.
Materi pokok yang bersifat teoritik tidak diberikan secara terpisah, tetapi secara integratif dengan materi kegiatan apresiasi seni, berkarya seni, kritik seni, dan penyajian seni. Pembelajaran yang bersifat praktek (berkarya) lebih berorientasi pada proses dari pada hasil, sehingga lebih menekankan usaha membentuk dan mengungkapkan gagasan kreatif dari pada kualitas komposisi yang dihasilkan.
Dalam pembelajaran Pendidikan Seni, pengembangan sikap memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan, dan pengetahuan. Untuk menunjang pembelajaran materi yang mengarah pada penguasaan keahlian profesional, termasuk menggambar dengan mistar (menggambar konstruksi), perlu ditunjang dengan program ekstrakurikuler, sesuai dengan bakat dan minat siswa.

D.3.  Evaluasi Pembelajaran Seni Rupa
Evaluasi lebih menekankan pada aspek proses pengajaran dengan mengukur adanya berbagai gejala perubahan, termasuk perubahan nilai. Evaluasi adalah langkah yang digunakan untuk mengukur tingkah laku anak selama pembelajaran. untuk memperoleh data berupa tingkatan kemampuan setelah pembelajaran.
Fungsi evaluasi adalah untuk melihat perkembangan/kemajuan anak dan memberikan dorongan semangat belajar agar hasil selanjutnya dapat lebih baik. Perlu diingat, dalam pemberian evaluasi, selalu harus diperhitungkan akibat yang mungkin terjadi, terlebih evaluasi terhadap hasil belajar di kelas. Dalam hal ini, nilai yang dihasilkan adalah cermin perubahan tingkah laku anak selama menerima pelajaran di kelas. Dari belum mampu menggambar menjadi mampu menggambar. Dari belum lengkap menjadi lebih lengkap. Dari bentuk-bentuk global berkembang menuju ke detail. Dari belum tepat memberi alasan, kemudian mampu mengurai maksud dari gambar/karya yang dibuat. Begitupun perkembangan penguasaan teknik, alat, bahan, serta kemampuan kreatif untuk mengolah ide.
Biasanya ada hal yang kurang disadari oleh para guru, bahwa penilaian sama dengan vonis hakim terhadap yang diwujudkan dalam nilai sebagai putusan yang tak bisa ditawar. Terlebih bagi para orang tua yang belum memahami hakekat nilai atau penilaian; akan mudah berpendapat, bahwa nilai jelek dari guru adalah searti dengan : anak saya tidak berbakat, tidak mampu menggambar, atau menggambar hanya untuk anak yang berbakat. Akan lebih parah, apabila guru juga berpandangan seperti itu.
Oleh karena itu, memberi nilai / skor terhadap hasil karya anak, haruslah meilhat situasi dan kondisi anak. Apakah nilai akan membuat anak bangga [reinforcement]. apakah nilai akan membuat anak menjadi merosot minatnya, bahkan membenci kegiatan oleh seni rupa.
Jadi, yang paling diharapkan adalah nilai evaluasi yang mampu menggugah semangat anak untuk terus berkarya. Namun, perlu diingat, bahwa tidak selamanya nilai tinggi yang diberikan akan secara otomatis dapat memberi semangat anak untuk terus berkarya. Alih-alih, justru memberi konotasi keliru terhadap persepsi anak, apabila terlalu mudah mendapat nilai bagus, walau kenyataannya hasil karyanya tidak bagus.
Ada dua bentuk evaluasi, yaitu :
1.      Evaluasi Tes
Diperlukan soal dan ketentuan kriteria penilaian.

2.      Evaluasi Non-tes
Tidak memerlukan soal, misalnya penilaian terhadap hasil karya lomba gambar atau hasil karya seni rupa yang lain.  Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah faktor kejiwaan, situasi anak pada waktu berkarya [kadar minat, situasi di rumah yang terbawa di kelas, suasana kelas, dan sebagainya] sebagai faktor indogen yang mempengaruhi keinginan berkarya. Di samping itu, faktor eksternal juga perlu diantisipasi, misalnya campur tangan guru, bahan/materi yang kurang diminati, dan tema yang tidak menggugah minat.
Teknik evaluasi dapat dilakukan lewat seleksi atau teknik ranking yang biasanya digunakan dalam penilaian lomba. Dipilih karya-karya yang dianggap memenuhi persyaratan, lantas dibuat perbandingan, kemudian ditentukan urutan dengan memberi skor/nilai pada setiap karya. Sedangkan teknik penilaian langsung, biasanya berkaitan dengan pelajaran di kelas, yang merupakan umpan balik dari hasil pelajaran yang telah diberikan. Penilaian dapat berupa huruf atau angka.
Untuk memperoleh penilaian yang mendekati sempurna, diperlukan pertimbangan dengan menambahkan penilaian berdasarkan proses berkarya. Penilaian ini, biasa disebut penilaian pendekatan proses. Perlu diketahui, bahwa dilema yang muncul dalam mengevaluasi karya seni adalah adanya sifat subyektif. Maka dengan menambahkan hasil pengamatan dengan perilaku dalam proses berkarya, mengamati situasi kejiwaan, minat dan tipologi anak, akan didapat peluang untuk menilai secara lebih objektif.
Selain itu, terdapat penilaian produk, yang pada prinsipnya penilaian yang mengacu pada hasil karya anak. Penilaian produk didasarkan pada kriteria untuk memperoleh hasil penilaian yang lebih objektif.


BAB.III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin.
Materi dan media seni rupa antara lain :menggambar / melukis, membentuk, menempel, mencetak, menggunting, melipat, menempel (3m), dekorasi, merakit dan membangun, menjiplak, kolase, finger painting (lukisan jari), lukis tempel/gambar tekstur merangkai/memasang, menghias, mencelup, meronce, mencungkil, menganyam, membatik, memilin, karya kerajinan.
Metode pembelajaran seni rupa di sd antara lain strategi penataan, strategi penyampaian, stategi pengelolaan. Model pembelajaran seni rupa di SD antara lain model terkait,model terjala dan model terpadu. Pembelajaran Pendidikan Seni dilaksanakan baik dengan pendekatan terpisah dan terpadu.
Evaluasi pebelajaran seni rupa lebih menekankan pada aspek proses pengajaran dengan mengukur adanya berbagai gejala perubahan, termasuk perubahan nilai. Evaluasi adalah langkah yang digunakan untuk mengukur tingkah laku anak selamapembelajaran. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara tes dan non tes. untuk memperoleh data berupa tingkatan kemampuan setelah pembelajaran.
B.     Saran
Sebagai calon guru SD, kita di harapkan mampu menyusun RPP Seni Rupa agar pembelajaran Seni Rupa sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Disamping itu dalam penyusunan RPP harus memperhatikan materi, media, metode, pendekatan dan evaluasi pembelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar