KATA PENGANTAR
Rasa
syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat tuhan yang maha pemurah, karena
berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat
kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas materi
tentang “Pendidikan Seni Rupa di Sekolah Dasar dengan mengaitkan terhadap ilmu
yang lain”.
Makalah
ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman mata kuliah seni rupa yang sangat
diperlukan dalam materi perkuliahan demi
mendapatkan pemahaman yang maksimal dalam melakukan kegiatannya dan sekaligus
melakukan apa yang menjadi tugas mahasiswa untuk memenuhi tugas pembuatan
makalahseni rupa ini.
Penulis
menyadari bahwa penulis tidak dapat menyusun makalah ini tanpa ada bantuan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Jefri Gunawan sebagai dosen pembimbing kami di mata kuliah seni
rupa, kepala sekolah SDN 2 Curah Cottok yang telah mengijinkan kami untuk
berkesempatan menyampaikan bahan ajar makalah ini beserta teman-teman dan orang
tua kami yang sudah member dukungan sehingga makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Dalam
pembuatan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis akan dengan senang hati menerima saran
maupun kritik yang sifatnya membangun untuk perbaikan selanjutnya.
Akhir
kata penulis mohon maaf apabila ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini,
semoga makalah yang telah dibuat dapat bermanfaat bagi semua pembaca.
Situbondo, 11 Juni 2013
Hormat Kami
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB.I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang …………………………………………………… 1
B.
Rumusan Masalah
……………………………………………….. 1
C.
Tujuan ……………………………………………………………. 1
D.
Manfaat …………………………………………………………... 2
BAB.II PEMBAHASAN
A.
KONSEP SENI …………………………………………………… 3
A.1.
Pengertian Seni ……………………………………………… 3
A.2.
Sifat-sifat Seni secara umum ……………………………….. 3
- KONSEP SENI RUPA
B.1.
Pengertian Seni Rupa ……………………………………….. 4
B.2.
Fungsi Seni Rupa ……………………………………………. 4
B.3.
Aspek Seni Rupa ……………………………………………. 5
B.4.
Jenis karya Seni Rupa ……………………………………….. 5
C.
KONSEP PENDIDIKAN SENI
………………………………….. 5
D.
KONSEP PENDIDIKAN SENI RUPA di SD
D.1.
Materi pendidikan Seni Rupa di SD ………………………… 7
D.2.
Metode, Model dan Pendekatan …………………………….. 10
D.3.
Evaluasi Pembelajaran ………………………………………. 12
BAB.III PENUTUP
A.
Kesimpulan ………………………………………………………… 15
B.
Saran ……………………………………………………………….. 16
DAFTAR
PUSTAKA …………………………………………………….. 17
BAB.I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Sebagai
sarana pendidikan kesenian di SD dicurahkan untuk bermain, maka kegiatan ini
dapat dilaksanakan dalam pelajaran kesenian. Dalam kegiatan bermain inilah
bentuk ekspresi kreatif anak dapat ditumbuh kembangkan. Secara garis pendidikan
seni rupa di SD berperan untuk menumbuhkan daya apresiasi, kreatif kognisi
serta mengembangkan kemampuan berpikir. Dengan demikian pendidikan kesenian
merupakan pendidikan ekspresi kreatif yang dapat mengembangkan kepekaan
apresiasi, estetik dan membentuk kepribadian manusia yang seutuhnya. Untuk
dapat melaksanakan pendidikan senirupa di SD sesuai perannya, mahasiswa sebagai
calon guru harus memahami materi, media, model, metode, pendekatan dan evaluasi
pembelajaran seni rupa di SD.
- RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana konsep pendidikan seni
rupa diSD ?
2.
Apa saja materi dan media seni rupa
untuk siswa SD ?
3.
Metode,Model dan Pendekatan apa
yang kami gunakan untuk pendidikan seni rupa di SD ?
- TUJUAN
1.
Memahami konsep pendidikan seni
rupa di SD.
2.
Mengetahui materi dan media seni
rupa untuk siswa SD.
3.
Mengetahui Metode, Model dan
Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa.
4.
Mengetahui Evaluasi Pembelajaran
Seni Rupa di SD.
5.
Untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah Seni Rupa.
- MANFAAT
1.
Mengembangkan pengetahuan tentang
pendidikan seni rupa di SD
2.
Bagi penulis, makalah ini sebagai
masukan agar diterapkan dalam proses mengajar seni rupa di SD kelak.
BAB.II
PEMBAHASAN
A. KONSEP SENI
1. Pengetian Seni
Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang
di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon
kabarnya kata seni berasal dari kata "sani" yang kurang lebih artinya
"Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Mungkin kami memaknainya dengan
keberangkatan orang/ seniaman saat akan membuat karya seni, namun menurut
kajian ilmu di eropa mengatakan "ART" (artivisial) yang artinya
kurang lebih adalah barang atau karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidak perlu
mempersoalkan makna ini, karena kenyataannya kalau kita memperdebatkan makna
yang seperti ini akan semakain memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang
memilih yang mana terserah mereka.
Seni adalah proses yang sengaja mengatur
unsur-unsur dalam suatu cara yang menarik indra atau emosi. Ini mencakup
berbagai macam kegiatan manusia, ciptaan, dan cara berekspresi, termasuk musik,
sastra, film, patung, dan lukisan. Makna seni ini dibahas dalam cabang filsafat
yang dikenal sebagai estetika.
2. Sifat Seni
Secara Umum
Seni memiliki sifat dasar kreatif,
individual, perasaan, abadi, dan universal. Pengertian kreatif adalah kemampuan
seseorang untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi baru dan orisinil. Contoh:
Batu yang diubah menjadi patung, tanah liat dapat menjadi keramik, suara diubah
menjadi musik, gerakan menjadi sebuah tarian, dll. Sifat individual adalah
bahwa suatu karya seni memiliki ciri perseorangan dari penciptanya. Lagu-lagu
yang diciptakan Ebit G. Ade, sangat berbeda dengan lagu-lagu Rhoma Irama, Titik
Puspa, atau pun yang lainnya. Atau lukisan Afandi sangat berbeda dengan
lukisan-lukisan Basuki Abdullah, Raden Saleh, Popo Iskandar, Piccaso, Van
Googh, maupum pelukis lainnya. Ciri khas pribadi inilah yang merupakan
identitas dari karya mereka.Seni memiliki sifat perasaan, pengertiannya dalam
membuat karya seni selalu melibatkan emosi dan jiwa. Oleh sebab itu, untuk
dapat menikmati sebuah karya harus menggunakan kepekaan perasaan yang paling
dalam. Sebuah lagu yang diciptakan melalui perasaan seorang seniman, kemudian
dibawakan seorang penyanyi yang menjiwai isi lagu itu. Tampil dalam suara dan
penampilan yang seirama, maka para pendengar lagu itu akan tergugah hatinya.
Semua itu jika ada kesungguhan dalam menggunakan indera rasa seperti yang
dilakukan pencipta dan penyanyinya.Seni memiliki sifat abadi atau keabadian.
Sesungguhnya semua pembuatan manusia memiliki sifat demikian, yaitu perbuatan
baik atau tercela yang sudah dilakukan tidak dapat dibatalkan. Seseorang yang
telah berjasa kepada kita, sosoknya akan selalu melekat sampai akhir hayat,
walau pun mungkin bendanya sudah hilang ditelan masa. Jika membuat karya seni
memiliki tujuan estetik atau keindahan, hendaknya orang yang menikmatinya turut
berlatih juga untuk berbuat sesuatu yang indah dan terpuji. Maka layaklah
seorang seniman mendapat penghargaan ketika ada anak yang berbuat sesuatu
kebaikan jika terpengaruh (menangkap amanat) cerita film, novel, syair lagu,
dll. Tetapi sebaliknya, siapa yang bersalah jika kelakuan tidak baik
diakibatkan oleh pengaruh cerita film atau buku-buku yang tidak mendidik? Seni
bersifat universal, artinya seni tidak mengenal batasan waktu, bangsa, bahasa,
dll. Sebagai contoh, semua orang yang berlainan bahasa akan tertawa
terbahak-bahak ketika melihat tingkah laku badut sirkus yang sangat lucu. Atau
seorang yang melihat gambar karikatur akan tersenyum tanpa mengetahui siapa
pembuatnya.
B. KONSEP SENI RUPA
1. Pengetian Seni Rupa
Seni rupa adalah salah satu cabang
kesenian,seni rupa merupakan ungkapan gagasan dan perasaan manusia yang
diwujudkan melalui pengolahan median dan penataan elemen serta prinsip-prinsip
desain.
2. Seni rupa dapat berfungsi sebagai :
- media ekspresi
- media komunikasi
- media pengembangan bakat
- media pendidikan
3. Aspek seni rupa :
a.
Aspek
grahita
b.
Aspek
Garapan
c.
Aspek
Tata
4. Jenis Karya Seni Rupa
a. Karya rupa murni yakni karya seni rupa yang
sengaja diciptakan sebagai sarana ekspresi komunikasi,rekreasi dan terapi.Karya
seni rupa murni ini dapat berupa dwimarta ataupun trimatra.
b.
Karya
seni rupa terapan yang sengaja dicipta untuk tujuan fungsional.Karya seni rupa
ini pun mencakup 2 macam yakni dwimarta dan trimarta.
C. KONSEP
PENDIDIKAN SENI
Pendidikan seni merupakan saran untuk
pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan
melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina
anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni
merupakan aktivitas permainan. Melalui permainan, kita dapat mendidik anak dan
membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam
pendidikan seni anak memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya.
Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni
antara lain kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan
daya cipta.
Pendidikan seni adalah segala usaha untuk
meningkatkan kemampuan kreatif ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan
artistiknya berdasrkan aturan-aturan estetika tertentu. selain itu, pendidikan
seni di SD bertujuan menciptakan cipta rasa keindahan dan kemampuan mengolah
menghargai seni. Jadi melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak di
olah dan dikembangkan.
Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti
yang diterapkan di atas, pendidikan seni merupakan mengolah berbagai
ketrampilan berpikir. Hal tersebut meliputi ketrampilan kreatif, inovatif, dan
kritis. Ketrampilan ini di olah melalui cara belajar induktif dan deduktif
secara seimbang.
Dunia anak adalah dunia bermain. Salah satu
fungsi seni adalah sebagai media bermain. Oleh sebab itu, aktivitas berolah
seni dapat dikembangkan melalui bermain. Melalui bermain kemampuan mencipta
atau berkarya, bercita rasa estetis dan berapresiasi seni diperoleh secara
menyenangkan. Melalui kondisi yang menyenangkan seperti ini, anak akan
mengulang setiap aktivitas belajarnya secara mandiri dan akan menjadi kebiasaan
dan keinginan terhadap seni.
D.
KONSEP PENDIDIKAN SENI RUPA SD
Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan
istilah yang relatif baru digunakan dalam dunia persekolahan. Pada mulanya
digunakan istilah menggambar. Penggunaan istilah pengajaran menggambar ini berlangsung
cukup lama hingga kemudian diganti dengan istilah Pendidikan Seni rupa.Materi
pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga beragam bidang seni
rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi seni.
Tujuan pengajaran menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan anak pintar
menggambar melalui latihan koordinasi mata dan tangan.
Pendidikan seni merupakan sarana untuk
pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan
melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni dapat dilakukan melalui
kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak
menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan
aktifitas permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina
kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan seni dapat
digunakan sebagai alat pendidikan. Pendidikan Seni Rupa adalah mengembangkan
keterampilan menggambar, menanamkan kesadaran budaya lokal, mengembangkan
kemampuan apreasiasi seni rupa, menyediakan kesempatan mengaktualisasikan diri,
mengembangkan penguasaan disiplin ilmu Seni Rupa, dan mempromosikan gagasan
multikultural.
D.1. Materi dan Media Seni Rupa
Pada Kegiatan Makalah ini.
1. Menggambar / Melukis
Kegiatan menggambar / melukis di SD dapat
diterapkan dalam berbagai cara dari mulai pembuatan sket, pengembangan sket
menjadikan karya lukis / gambar, menggambar dengan skema, memindahkan gambar
dengan bantuan kisi-kisi dan menggambar ekspresi dengan cara memberikan gambar
kepada siswa bagaimana seorang maestro (seniman) menggarapkannya mereka dari
awal hingga akhir.
Bahan untuk diantaranya seperti kertas
gambar, karton manila, kertas plikator, kertas merang, karton dan sebagainya.
Untuk bahan pewarna dapat digunakan cat air, cat minyak, cat poster, sumbo kue
atau kalau tidak ada bisa menggunakan tumbuh-tumbuhan seperti kunyit, buah
tinta, daun jati dan sebagainya. Teknik pembuatannya dapat dilakukan dengan
teknik pulasan, teknik kerik, teknik duser dan sebagainya.
Sedangkan pada pertama kegiatan kami, kami
beserta murid didik menggambar pemandangan layaknya imajinasi murid SD dengan
pla mewarnai menggunakan warna-warna bijian untuk mengganti pensil warna yang
biasa digunakan. Hal ini bertujuan untuk merangsang pemikiran siswa dalam
berkarya dengan alami dan membantu mengenal nama-nama biji-bijian melalui jenis
warnanya
Pada kegiatan kedua, kami menggunakan gambar
untuk membuat sketsa bangun ruang yang menyusun dalam membentuk rumah, salah
satunya menggambar balok, kubus, segitiga dan trapezium. Hal ini juga demi
merangsang ingatan siswa terhadap pelajaran geometri matematika, pendekatan ini
bertujuan layaknya pendekatan tematik.
2. Membentuk
Membentuk dapat dimaksudkan sebagai mengubah,
membangun dan mewujudkan. Umumnya bahan yang dipergunakan untuk kegiatan membentuk
adalah bahan-bahan lunak seperti tanah liat, plastisin, malam lilin, playdog,
sterofoam dan sejenisnya. Teknik membentuk sangat beragam, diantaranya :
1. Membutsir
Yaitu membuat hanya tiga dimensi dari bahan
yang lunak dengan cara diremas-remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam
keadaan lembek.
2. Memahat
Yaitu membentuk dengan jalan membuang bahan
yang tidak dipergunakan.
3. Cor(menuang) Proses menuang menggunakan bahan
cair yang dituangkan pada alat acuan yang berbentuk cetakan, setelah menjadi keras dikeluarkan dari acuan/cetakan.
Pada kegiatan kedua kami, kami menggunakan
teknik kedua yaitu dengan memahat sterofoam dengan silet supaya bentuk pondasi
bangun ruang (rumah miniature) menjadi lebih akurat untuk proses selanjutnya.
3. Menempel
Yaitu karya seni berupa tempelan gambar atau
bahan tertentu pada sebuah benda agar lebih menarik untuk dilihat. Alat dan
bahan yang digunakan dapat berupa kendi, lem, gunting, pensil, kertas warna,
monte, kain perca atau bahan lain. Teknik Pembuatannya yaitu dengan menempelkan
guntingan kertas, kain perca atau monte ke kendi yang telah digambari.
Namun dalam makalah dan kegiatan kami, kami
menggunakan bahan temple yang berbeda, yaitu STIK ICE CREAM yang sebelumnya
telah diwarnai terlebih dahulu. Stik terrsebut ditempelkan pada sisi luar
sterofoam yang sudah dipahat sebelumnya.
4. Dekorasi
Kegiatan dekorasi biasanya ditujukan untuk
membuat hiasan. Bahan untuk dekorasi dapat menggunakan bahan-bahan seperti
biji-bijian, bunga, batang tumbuh-tumbuhan, bauh-buahan, kertas berwarna,
plastik sedotan, pita plastik, karet balon dan dll.
Alat-alat yang digunakan untuk jenis dekorasi
bahan kertas adalah gunting, cutter, lem, pisau, cutter, gunting, jarum, benang,
paku, palu, lem dan sebagainya.
Di dalam membuat dekorasi atau dinamen dapat
dilakukan dengan dua cara yaitu menstilir dan menyederhanakan.
5. Merakit dan Membangun
Yaitu kegiatan yang mencakup aktivitas
menyusun berbagai komponen untuk dijadikan sesuatu benda tiga dimensi atau
trimatra. Contohnya pada prakarya kami yaitu pembuatan miniature rumah idaman
siswa.
Bahan yang digunakan seperti kertas sterofoam,
lem, cat air dan stik ice cream. Alat-alat yang bisa digunakan antara lain
penggaris, cutter, kuas. Prosedur membangun bisa dilakukan dengan cara menyusun,
memotong, dan mengelem. Pada bagian tertentu bisa diberi pewarna atau
garis-garis.
6. Merangkai/memasang
Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan
merangkai atau memasang suatu bahan pada media tertentu.
7. Menghias
Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan
merangkai atau memasang, menempel dan menghias suatu bahan pada media tertentu.
Contoh : membuat halaman miniature rumah. Alat dan bahan yang digunakan seperti
sterofoam tebal, pensil, lem, bahan pewarna ( cat air, cat minyak, crayon,
pensil warna dsb ), gunting, serta
batu-batuan kecil dan tanaman hijau yang telah dirapikan dan dipotong
kecil-kecil.
8. Mencelup
Yaitu jenis karya seni yang dibuat dengan
membuat hiasan pada media polos dengan menggunakan teknik celup ikat. Contoh :
celup kaos dengan jumputan. Alat dan bahan bisa berupa kain putih atau kaos
polos warna putih, karet gelang atau tali secukupnya, zat pewarna, kompor,
panci, air.
Teknik Pembuatannya dengan mengikat
bagian-bagian kaos yang akan dihias. Sebelum dicelupkan ke dalam zat pewarna
kaos dimasukkan dulu ke air dingin kemudian diperas. Baru setelah itu celupkan
kaos tersebut ke zat pewarna yang telah dididihkan bersama air. Setelah itu
dinginkan kain dan cuci. Setelah bersih buka kembali ikatan-ikatan tadi.
Pada kegiatan ini, kami menggunakan teknik
ini untuk menghiasi atau mewarnai stik ice cream yang nantinya akan ditempelkan
ke sterofoam, cara kerja pewarnaan tidak menggunakan spidol lalu di poleskan ke
stik namun dengan pola mencelupkan stik pada 3 warna utama (Merah, Biru,
Kuning). Untuk menghasilkan warna yang baru daripada ketiga warna tersebut,
kami mengenalkan pencampuran warna inti untuk menghasilkan warna yan berbeda,
contohnya Merah dicampur dengan Biru maka akan menghasilkan warna Ungu.
D.2. Metode, Model dan
Pendekatan Pembelajaran Seni Rupa di SD
Adapun metode-metode pembelajaran seni rupa di SD yaitu:
1. Strategi Penataan
Strategi penataan berkaitan dengan rancangan
menata urutan materi pembelajaran dari yang mudah ke yang sulit, dari konkrit
ke abstrak.
2. Strategi penyampaian
Strategi penyampaian berkaitan dengan media
pembelajaran atau alat bantu pembelajaran untuk menyampaikan materi yang telah
dikemas.
3. Stategi pengelolaan
Strategi pengelolaan berkaitan dengan
kegiatan pengelolaan kelas selama pembelajaran dilaksanakan.
Model
pembelajaran seni rupa di SD, antara lain:
1. Model Terkait
Model terkait adalah model pembelajaran
terpadu yang paling sederhana karena menekankan pada hubungan secara eksplisit
tentang konsep atau prinsip,atau pokok bahasan atau ketrampilan atau tugas,atau
sikap dalam suatu bidang studi.Pada pembelajaran SR-KT terpadu keterkaitan
dalam substansial material seni.Model terkait dalam SR-KT terpadu dapat
dimodifikasikan berdasarkan jenis matra substansial seni.Urutan keterkaitan dan
besr bobot materi masing-masing substansial materi yang terkait.
2. Model Terjala
Merupakan pembelajaran terpadu yang
menggunakan pendekatan tematik. Model ini menekankan hubungan antara dua atau
lebih mata pelajaran melalui tema. Pada pembelajaran senirupa terpadu, model
terjala ini dapat memadukan secara intra bidang studi (seni music, tari) dan
inter bidang studi (senirupa, music, tari, matematika, ips, ipa dll).
3. Model Terpadu
Model terpadu merupakan pembelahjaran terpadu
yang menggunakan tema yang diangkat dari adanya tumpang tindih tentang konsep
ketrampilan dan sikap dalam kurikulum yang berlaku dari berbagai mata pelajaran
atau mata kajian.
Pembelajaran Pendidikan Seni dilaksanakan
baik dengan pendekatan terpisah dan terpadu. Pendekatan terpisah ialah
melaksanakan pembelajaran setiap bidang seni, sesuai dengan ciri-ciri khusus
dan kesatuan substansi masing-masing. Pendekatan terpadu ialah melaksanakan
pembelajaran yang memadukan bidang-bidang seni dalam bentuk seni pertunjukan,
seni multimedia, atau kolaborasi seni. Pembelajaran Pendidikan Seni secara
terpadu meliputi pembelajaran apresiatif dan produktif.
Pembelajaran apresiatif secara terpadu
dilaksanakan dengan kegiatan apresiasi terhadap karya seni yang merupakan
perpaduan antara dua atau lebih bidang seni, baik secara langsung maupun
melalui media audio-visual, misalnya pertunjukan musik, tari, teater, atau
film. Pembelajaran produktif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan
berkarya dan penyajian seni yang melibatkan dua atau lebih bidang seni,
misalnya dalam bentuk seni pertunjukan atau kolaborasi antar bidang seni.
Alternatif pelaksanaan mata pelajaran
Pendidikan Seni sebagai berikut. Sekolah yang memiliki lebih dari satu guru
bidang seni, masing-masing guru memberikan pembelajaran seni sesuai dengan
bidangnya secara terpisah. Siswa memilih salah satu bidang seni sesuai dengan
minatnya. Pembelajaan secara terpadu dilaksanakan dengan kerja sama antara
guru-guru bidang seni yang bersangkutan. Sekolah yang hanya memiliki guru salah
satu bidang seni, guru tersebut melaksanakan pembelajaran seni sesuai dengan
bidangnya, tetapi sedapat mungkin juga melaksanakan pembelajaran seni secara
terpadu, sesuai dengan kemampuannya.
Materi pokok yang bersifat teoritik tidak
diberikan secara terpisah, tetapi secara integratif dengan materi kegiatan
apresiasi seni, berkarya seni, kritik seni, dan penyajian seni. Pembelajaran
yang bersifat praktek (berkarya) lebih berorientasi pada proses dari pada
hasil, sehingga lebih menekankan usaha membentuk dan mengungkapkan gagasan
kreatif dari pada kualitas komposisi yang dihasilkan.
Dalam pembelajaran Pendidikan Seni,
pengembangan sikap memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan,
dan pengetahuan. Untuk menunjang pembelajaran materi yang mengarah pada
penguasaan keahlian profesional, termasuk menggambar dengan mistar (menggambar
konstruksi), perlu ditunjang dengan program ekstrakurikuler, sesuai dengan
bakat dan minat siswa.
D.3. Evaluasi Pembelajaran Seni Rupa
Evaluasi lebih menekankan pada aspek proses
pengajaran dengan mengukur adanya berbagai gejala perubahan, termasuk perubahan
nilai. Evaluasi adalah langkah yang digunakan untuk mengukur tingkah laku anak
selama pembelajaran. untuk memperoleh data berupa tingkatan kemampuan setelah
pembelajaran.
Fungsi evaluasi adalah untuk melihat
perkembangan/kemajuan anak dan memberikan dorongan semangat belajar agar hasil
selanjutnya dapat lebih baik. Perlu diingat, dalam pemberian evaluasi, selalu
harus diperhitungkan akibat yang mungkin terjadi, terlebih evaluasi terhadap
hasil belajar di kelas. Dalam hal ini, nilai yang dihasilkan adalah cermin
perubahan tingkah laku anak selama menerima pelajaran di kelas. Dari belum mampu
menggambar menjadi mampu menggambar. Dari belum lengkap menjadi lebih lengkap.
Dari bentuk-bentuk global berkembang menuju ke detail. Dari belum tepat memberi
alasan, kemudian mampu mengurai maksud dari gambar/karya yang dibuat. Begitupun
perkembangan penguasaan teknik, alat, bahan, serta kemampuan kreatif untuk
mengolah ide.
Biasanya ada hal yang kurang disadari oleh
para guru, bahwa penilaian sama dengan vonis hakim terhadap yang diwujudkan
dalam nilai sebagai putusan yang tak bisa ditawar. Terlebih bagi para orang tua
yang belum memahami hakekat nilai atau penilaian; akan mudah berpendapat, bahwa
nilai jelek dari guru adalah searti dengan : anak saya tidak berbakat, tidak
mampu menggambar, atau menggambar hanya untuk anak yang berbakat. Akan lebih
parah, apabila guru juga berpandangan seperti itu.
Oleh karena itu, memberi nilai / skor
terhadap hasil karya anak, haruslah meilhat situasi dan kondisi anak. Apakah
nilai akan membuat anak bangga [reinforcement]. apakah nilai akan
membuat anak menjadi merosot minatnya, bahkan membenci kegiatan oleh seni rupa.
Jadi, yang paling diharapkan adalah nilai
evaluasi yang mampu menggugah semangat anak untuk terus berkarya. Namun, perlu
diingat, bahwa tidak selamanya nilai tinggi yang diberikan akan secara otomatis
dapat memberi semangat anak untuk terus berkarya. Alih-alih, justru memberi
konotasi keliru terhadap persepsi anak, apabila terlalu mudah mendapat nilai
bagus, walau kenyataannya hasil karyanya tidak bagus.
Ada dua bentuk evaluasi, yaitu :
1. Evaluasi Tes
Diperlukan soal dan ketentuan kriteria
penilaian.
2. Evaluasi Non-tes
Tidak memerlukan soal, misalnya penilaian
terhadap hasil karya lomba gambar atau hasil karya seni rupa yang lain.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah faktor kejiwaan, situasi anak pada
waktu berkarya [kadar minat, situasi di rumah yang terbawa di kelas, suasana
kelas, dan sebagainya] sebagai faktor indogen yang mempengaruhi keinginan
berkarya. Di samping itu, faktor eksternal juga perlu diantisipasi, misalnya
campur tangan guru, bahan/materi yang kurang diminati, dan tema yang tidak
menggugah minat.
Teknik evaluasi dapat dilakukan lewat seleksi
atau teknik ranking yang biasanya digunakan dalam penilaian lomba. Dipilih
karya-karya yang dianggap memenuhi persyaratan, lantas dibuat perbandingan,
kemudian ditentukan urutan dengan memberi skor/nilai pada setiap karya.
Sedangkan teknik penilaian langsung, biasanya berkaitan dengan pelajaran di
kelas, yang merupakan umpan balik dari hasil pelajaran yang telah diberikan.
Penilaian dapat berupa huruf atau angka.
Untuk memperoleh penilaian yang mendekati
sempurna, diperlukan pertimbangan dengan menambahkan penilaian berdasarkan
proses berkarya. Penilaian ini, biasa disebut penilaian pendekatan proses.
Perlu diketahui, bahwa dilema yang muncul dalam mengevaluasi karya seni adalah
adanya sifat subyektif. Maka dengan menambahkan hasil pengamatan dengan
perilaku dalam proses berkarya, mengamati situasi kejiwaan, minat dan tipologi
anak, akan didapat peluang untuk menilai secara lebih objektif.
Selain itu, terdapat penilaian produk, yang
pada prinsipnya penilaian yang mengacu pada hasil karya anak. Penilaian produk
didasarkan pada kriteria untuk memperoleh hasil penilaian yang lebih objektif.
BAB.III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan seni merupakan sarana untuk
pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan
melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni dapat dilakukan melalui
kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak
menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan
aktifitas permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina
kreativitasnya sedini mungkin.
Materi dan media seni rupa antara lain
:menggambar / melukis, membentuk, menempel, mencetak, menggunting, melipat,
menempel (3m), dekorasi, merakit dan membangun, menjiplak, kolase, finger
painting (lukisan jari), lukis tempel/gambar tekstur merangkai/memasang,
menghias, mencelup, meronce, mencungkil, menganyam, membatik, memilin, karya
kerajinan.
Metode pembelajaran seni rupa di sd antara
lain strategi penataan, strategi penyampaian, stategi pengelolaan. Model
pembelajaran seni rupa di SD antara lain model terkait,model terjala dan model
terpadu. Pembelajaran Pendidikan Seni dilaksanakan baik dengan pendekatan
terpisah dan terpadu.
Evaluasi pebelajaran seni rupa lebih
menekankan pada aspek proses pengajaran dengan mengukur adanya berbagai gejala
perubahan, termasuk perubahan nilai. Evaluasi adalah langkah yang digunakan
untuk mengukur tingkah laku anak selamapembelajaran. Evaluasi dapat dilakukan
dengan cara tes dan non tes. untuk memperoleh data berupa tingkatan kemampuan
setelah pembelajaran.
B. Saran
Sebagai calon guru SD, kita di harapkan mampu
menyusun RPP Seni Rupa agar pembelajaran Seni Rupa sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Disamping itu dalam penyusunan RPP harus memperhatikan materi,
media, metode, pendekatan dan evaluasi pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar